NKRI Harga Mati, Santri Siap Bersinergi Bersama TNI dan Polri

Pendiri YPSN (Kiri), Bersama Panglima Santri, UU Ruzhanul Ulum (Wakil Gubernur Jawa Barat) dan Ketua Pengawas (Kanan), saat foto di Rumah Dinas Wakil Gubernur Jawa Barat. Foto. ( Dok. Istimewa’).

BANDUNG – Ditengah gejolak dan situasi yang memanas terkait Palestina dan Israel, yang berimbas pada demonstrasi umat muslim di berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia.

Pendiri Pengabdian Santri  Nusantara, (YPSN), Ustad Asep Saepudin mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. Pasalnya banyak korban berjatuhan, dan tentunya berdampak sikologis pada anak-anak di kawasan konflik.

“Subhanallah, semoga semua dapat terselesaikan dan genjatan senjata. Dan kita wajib mendo’akan sebagai bentuk kepedulian serta kepekaan sosial terhadap sesama umat muslim,” ucap Ustad Asep pada JURNALIS BICARA, Jum’at (28/05/2021).

Kendati demikian, pihaknya berharap terhadap umat muslim untuk tetap istiqamah dalam memberikan dukungan, bukan kekuatan masa apalagi dengan radikalisme.

“Saat ini masih pandemi Covid-19, kita lebih baik mendo’akan saja, agar tidak berkerumun dan tetap patuhi prokes. Istigosah jauh lebih baik, untuk tetap tawakal, berdoa dan minta perlindungan Allah SWT,” harap dia.

READ ALSO

Masih kata ustad Asep, masih banyak juga konflik di negara Indonesia di wilayah timur, seperti Poso (Sulawesi) dan KKB Sparatis di Papua yang hingga kini belum tuntas.

Hal inilah yang perlu disikapi, bahwa keamanan negeri Indonesia tercinta juga jauh lebih penting untuk disikapi. Bukan justru di dzholimi dengan isu yang menyesatkan umat.

“Kami SANTRI, siap Amankan Negara Tercinta Republik Indonesia (SANTRI) dari ancaman dari dalam maupun luar negeri. Siap bersinergi dengan TNI dan Polri,” pungkas Ustad Asep yang sering RoadShow bersama Preman Pensiun beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Inspektorat Jeneponto Kaget, Warga Serbu Kantor Desa Saat Diperiksa BLT

Hal sama dikatakan Ketua Pengawas Pengabdian Santri Nusantara (YPSN), Wahyudi, mengakui santri berperan vital dalam menjaga kondusifitas keamanan negeri.

“Saat ini ada 300 pesantren dalam binaan kita, mayoritas generasi muda. Disinilah, potensi santri harus tetap dikedepankan dalam implementasi pendidikan karakter dalam membangun bangsa, selain tentu pendidikan religius yang wajib di pesantren,” kata Pengawas YPSN.

Dengan begitu, nanti diharapkan SANTRI setelah keluar dari pesantren mampu menjadi insan yang religius, berbudaya tetapi mempunyai jiwa patriotisme dan cinta tanah air, imbuh pengawas. 

“Hubbul Wafthan Minal Iman, Cinta Tanah Air itu sebagian dari pada Iman. Ini yang perlu kita tanamkan dalam pesantren di seluruh nusantara,” tegas Wahyudi.

Untuk itu, mari kita stop SARA, stop radikalisme, stop terorisme, stop anarkisme. Sebab jihad yang benar adalah menjaga persatuan dan kesatuan, karena bagi kami NKRI itu harga mati, tutup dia. (Red/Jubir). **