Kolaborasi Bedas, Bank Bjb Soreang Mampu Raih Aset 163 Miliar

Pimpinan Cabang Bank bjb Soreang, Ayi Subarna. Foto.( Istimewa).*

BANDUNG  Sungguh fantastis capaian kinerja bank bjb Cabang Soreang Kabupaten Bandung. Pasalnya dalam 2 bulan terakhir di Tri Wulan Ke -3 tahun 2023 memasuki Tri Wulan Ke-4, pihaknya mampu menambah total aset sebesar Rp 163 miliar.

Seperti di ketahui, bank bjb Soreang di Tri Wulan ke 3, hasil pencapain asset  2,8 Triliun dan berjalannya Tri Wulan ke 4 pertumbuhan asset menjelang awal bulan sudah tumbuh menjadi 3 Triliun dan NPL (non performing loan) pada Tri Wulan Ke- 3 masih di angka 0,69 %.

Hal tersebut dikatakan, Ayi Subarna Pimpinan Cabang bank bjb Soreang pada awak media Tabloid Nasional JUBIR, di kantornya bank bjb Soreang, Jalan Raya Soreang No.17, Pamekaran, Kabupaten Bandung. Senin (06/11/2023).

“Alhamdulillah, sesuai dengan program pak Bupati yaitu Bedas (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera). Bank bjb Soreang mampu berkolaborasi, dan berakselerasi. Sehingga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank bjb Soreang semakin meningkat,” kata Ayi Subarna.

Dikatakan ayi, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas PUPTR Kabupaten Bandung terkait fasilitas untuk kredit komersial dan korporasi yg dimana sedang tahap pembebasan lahan getaci.

” Ya, agar masyarakat yang terkena dampak pembebasan lahan tol, mereka berminat untuk berinvestasi di bank bjb, atau bisa saja kita berkolaborasi dalam pembangunan infrastrukturnya,” tutur Ayi. Senin (06/11/2023).

Selain itu, lanjut dia. Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung juga menjadi skala prioritas kita untuk dapat bekerja sama, pasalnya ada sekitar 2.900 PPPK yang perlu diperhatikan. 

“Nantinya, 2.900 PPPK akan di fasilitasi kredit perumahan FLPP dan DPLK untuk masa depan para pegawai tersebut,” harap dia.

Baca Juga :  1.082 Ojeg Pangkalan di Cileunyi dan Nagreg, Terima Bantuan Sembako Ketahanan Pangan

Ayi menegaskan bahwasanya Bank bjb Soreang telah mencanangkan program Bedas untuk dana bergulir KUKM sebesar Rp 20 Miliar. Diakuinya hingga saat ini baru terserap Rp 8 Miliar artinya masih ada sisa Rp 12 Miliar yang harus terdistribusikan.

“Ini yang kita garis bawahi, memang dalam penyaluran kredit kita penuh kehati-hatian. Jangan sampai dana yang digelontorkan tidak produktif, justru menambah masalah atau macet di kemudian hari,” ucap Ayi Subarna.