Ragam  

SCG Luncurkan Komunitas “AKANG” (Akademi Tukang),Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing Tenaga Kerja Konstruksi

KOTA SUKABUMI, jurnalisbicara. com – Melalui unit bisnis SCG CBM (Cement-Building Materials) Indonesia mendukung pengembangan potensi Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) meliputi tukang dan mandor di wilayah Jawa Barat, Jabodetabek, dan Banten melalui program komunitas Akademi Tukang (AKANG).

Program ini terdiri dari edukasi produk bangunan, peluang penghasilan tambahan, dan ruang networking bagi para anggota komunitas.

Sales and Marketing Director SCG CBM Indonesia, Thichet Srisuriyon mengatakan, “Program ini menjadi wadah bagi tukang dan mandor untuk berdialog dan saling berkembang. Tujuan kami adalah mendukung pemerataan kualitas SDM TKK melalui peningkatan kompetensi para tukang dan mandor, sehingga produktivitas industri konstruksi pun kian meningkat.” ucapnya.

Menurut BCI Asia, total kapitalisasi pasar konstruksi Indonesia diperkirakan mencapai Rp 332,95 triliun pada tahun 2023. Sebanyak 47,29 persen diantaranya berada di sektor sipil dan 52,71 persen lainnya di sektor bangunan. Untuk itu, tenaga kerja konstruksi seperti tukang bangunan dan mandor yang berkualitas menjadi faktor penting dalam mencapai potensi ekonomi tersebut.

Salah satu agenda komunitas AKANG ialah Community Gathering. Para anggota dari wilayah Cianjur, Bandung, dan Sukabumi berkunjung langsung ke pabrik PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi di Sukabumi, Jawa Barat pada November 2022 silam.

Dalam kesempatan ini, SCG mengajak para anggota menyaksikan proses produksi semen serta demonstrasi aplikasi produk semen SCG untuk plesteran dan proses acian.

Country Director PT SCG di Indonesia, Warit Jintanawan, mengatakan, “Sebagai perusahaan yang salah satu unit usahanya adalah memproduksi bahan bangunan, kami menyadari produk akan bermanfaat secara maksimal jika digunakan dengan tepat. Para tukang dan mandor perlu meningkatkan kompetensi sesuai dengan perkembangan pasar, serta senantiasa menambah pengetahuan baru tentang pemilihan produk. Dari sana lah mereka dapat membangun aset-aset bangunan yang berkualitas, tahan lama, dan bernilai tinggi.” katanya.

Baca Juga :  Monev Vaksinasi Anak Di Kecamatan Palabuhanratu Dan Cisolok, Wabup Minta Dukungan Dua Minggu Harus Tuntas

Menurut Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 70, setiap pekerja konstruksi yang bekerja di sektor konstruksi wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja.

“Di program ini kami memberikan edukasi mengenai teknis konstruksi, produk, dan protokol keselamatan di tempat kerja. Kedepannya upaya sertifikasi akan dibantu oleh instansi pemerintah terkait, yang mana kredibilitasnya dapat membantu meningkatkan daya saing para pekerja.” pungkas Thichet.

Berdasarkan survei ke para anggota, 52% setuju bahwa program ini meningkatkan pengetahuan mereka tentang produk-produk bangunan, dan 44% bersedia merekomendasikan komunitas AKANG kepada kerabat-kerabat yang bekerja sebagai tukang.

Antusiasme anggota juga terlihat dari banyaknya permintaan untuk mengadakan kegiatan-kegiatan pelatihan dan gathering yang lebih sering kedepannya. SCG tidak memungut biaya apapun untuk pendaftaran anggota komunitas AKANG.

“Saya sangat bangga dan bersyukur bisa menjadi anggota komunitas AKANG, karena sebelumnya saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk berkunjung ke pabrik semen atau mendapatkan ilmu tentang produk-produk bangunan secara mendalam.

“Saya harap akan semakin banyak program-program dalam komunitas ini kedepannya. Kami ingin mampu menciptakan pondasi bangunan yang kuat dan berkualitas dengan produk-produk yang berkualitas, seperti milik SCG CBM Indonesia.” terang Ahmad Faiz Aminudin, seorang Mandor Bangunan dari Cianjur, Jawa Barat, yang tergabung dalam komunitas AKANG.

Program yang dicanangkan sejak bulan Juli 2022 ini telah memiliki 70 anggota yang sebagian besar berasal dari Bandung dan Sukabumi dan jumlahnya akan terus bertambah. Kedepannya, program AKANG akan menyediakan loyalty point dan potongan harga khusus anggota yang bermanfaat untuk sumber penghasilan tambahan.

Seluruh program telah dipersiapkan untuk mengoptimalkan kualitas SDM, kesejahteraan, dan solidaritas Tenaga Kerja Konstruksi (TKK) kedepannya.

“Program pelatihan juga akan berfokus untuk menaikan level anggota, misalnya, dari tukang bangunan menjadi mandor. Langkah ini merupakan komitmen perusahaan dalam memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitar kami. Kami berharap komunitas ini dapat membuka kesempatan untuk belajar dan berkembang bersama.” tutup Thichet.(ald)