Simbol Menara Kujang Sapasang Dan “Sepasang” nya Petinggi Keraton Sumedang Larang Trah Prabu Siliwangi

Kedua petinggi kembar itu yaitu Radya Anom Keraton Sumedang Larang, Rd. Luky Djohari Soemawilaga dan Rd. Lily Djamhur Soemawilaga, Mahapatih KSL. Foto. (Dok).*

SUMEDANG – Berdirinya menara Kujang Sapasang di Bendungan Jatigede yang diresmikan pada Mingu, 13 Agustus 2023 dengan tinggi 99 meter itu otomatis menjadi pelengkap wisata religi Jatigede, karena satu lokasi dengan Mesjid Al Kamil.

Kita ketahui Mesjid dan menara itu di desain khusus oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dengan tujuan meramaikan dunia pariwisata di Jawa Barat khusus nya di pesisir Bendungan Jatigede.

Dikutip dari Wikipedia, Kujang ini merupakan sebuah senjata unik dari daerah Jawa Barat dan Kujang itu mulai dibuat diperkirakan abad 8 dan 9. Kujang terbuat dari besi dan baja, keluli, dan bahan pamor, dengan panjang nya sekitar 20 hingga 25 centimeter, dan untuk beratnya sekitar 300 gram.

Ditilik dari sejarahnya, senjata ini erat kaitanya dengan Kerajaan Padjajaran dan Prabu Siliwangi yang berpusat di Pakuan Bogor, dan kini menjadi Kebun Raya Bogor, hingga tak heran di tempat itu dibangun monumen Kujang.

Menara Kujang Sepasang, di Bendungan Jati Gede, Sumedang. (Foto. Istimewa).*

Selain itu Kujang pun menjadi lambang Pemrov Jawa Barat, karena kenyataanya sejarah Kerajaan Sunda tak lepas dari Jawa Barat dan juga Banten.

Menilik Kujang Sapasang dengan sebutan lain orang menyebutnya juga Kujang Kembar, maka di Keraton Sumedang Larang ( KSL) pun ada saudara kembar yang kini menjadi pejabat tinggi di Keraton Sumedang Larang. Kedua petinggi kembar itu yaitu Radya Anom Keraton Sumedang Larang, Rd. Luky Djohari Soemawilaga dan Rd. Lily Djamhur Soemawilaga, Mahapatih KSL

Baca Juga :  572 Peserta Ikuti Tes Panwaslucam Metode CAT, Terbanyak Dari Kecamatan Sumedang Utara