Moderasi Beragama Bagi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0

H. Mustain A. S.H., M.H., Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah (Ket : berbaju putih).

SEMARANG, JURNALISBICARA.COM – Generasi muda muslim adalah generasi terbaik. Muslim memiliki potensi yang sangat besar untuk berhasil jika bekerja keras dalam pengembangan sumber daya manusia sehingga menjadi pribadi yang berkualitas tinggi dengan iman yang kuat sehingga membentuk jiwa kepemimpinan yang tangguh.

Pemahaman dasarnya, semua perang besar akan berakhir dengan damai, kenapa harus rusak-rusak dan hancur dahulu, oleh karenanya marilah kita yang damai ini yang berbhineka tunggal ika ini, kita harus bekerja sama dan bergotong royong, bersatu demi kebaikan berbangsa dan bernegara.

Hal inilah yang dikatakan oleh H. Mustain A. S.H., M.H., Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, dalam acara webinar talk show di MAJT TV Masjid Agung Jawa Tengah, Jl. Gajah Raya Kota Semarang, yang disiarkan secara live, dengan tema “Moderasi Beragama Bagi Milenial di Era Revolusi Industri 4.0”, Selasa (16/02/2021) malam.

READ ALSO

“Malam ini kita berdialog tentang keislaman, generasi muda, kebangsaan hingga kita launching gerakan moderasi beragama dilingkungan remaja masjid se-Jawa Tengah dari berbagai unsur,” ucap Mustain.

“Perlu diketahui, NKRI, saya jabarkan sebagai Niat masa depan ditentukan di masa kini, kebersamaan, carilah persaudaraan sebanyak banyaknya sesama muslim dan sesama satu bangsa. Responsibilty, generasi muda harus punya tanggungjawab atas segala sesuatu yang jadi tugasnya, kalau diberi amanat harus ditepati dan jalankan dengan baik. Dan terakhir Ikhlaslah, generasi muda jangan mudah baper dan kecewa,” tambahnya.

Dengan adanya generasi muda yang NKRI, maka akan menjadi generasi muda yang baik dan tangguh, pemuda masa kini adalah pemuda masa depan.

“Bersama MAJT TV dan Departemen Agama, kita sedang membuat ruang diskusi untuk berdialog bagaiaman kita membangun masa depan, dengan adanya satu visi dan misi. Berawal dari omong-omongan, bertukar pikitan dan informasi menuju melanial di era revolusi industri 4.0,” pintanya.

“Harapannya kita bersama dengan adanya ruang seperti ini, akan membangun suasana dialog, antara remaja remaja dan remaja dengan generasi lebih tua, difasilitasi oleh berbagai pihak dan Kemenag tentunya, agar remaja yang sedang tumbuh ini punya pondasi kokoh, yakni pondasi agama yang kuat dan kebangsaan yang luas, tanpa agama kita tak akan maju, dan sebaliknya kebangsaan yang luas tanpa adanya pondasi agama maka akan timbul persoalan baru diantaranya timbulnya pertikaian-pertikaian yang disebabkan permasalahan agama yang tidak pas, harus seimbang seiring sejalan, dan kita memiliki bhineka tungga ika yang merupakan anugrah dari Allah YME dimana harus kita terima dan jalankan,” paparnya.

Islam adalah rahmatan lil alamin, dengan demikian kita menjadi pengayom sebagai mayoritas, dan tumbuh bersama-sama sebagai satu kesatuan bangsa tanpa harus bertengkar, karena persoalaan pemahaman agama.

READ ALSO

Terakhir, Kepala Kanwil Kemenag Jateng meningatkan kepada generasi muda agar jangan mudah menerima dan menyebarkan informasi hoax.

“Ada tiga langkah dari saya, ojo gumunan, ojo kagetan, ojo kesusu. Lihat dulu, saring dulu dan jangan terburu-buru, kalau sudah jalani ketiga langkah tersebut baru bisa disebarluaskan, sesuai pedoman dari MUI, karena MUI sendiri sudah buat panduan bermuamalah dalam media sosial, agar kita terbimbing dengan baik dalam bermedia sosial,” tutupnya. (er/JUBIR).***

Baca Juga :  Tahun 2025, Disdik Jabar Targetkan Bangun 11 Sekolah Baru