Nyaris Ambruk SD INP 66 Petang, Pemkab Jeneponto Tutup Mata

Kondisi SD INP 66 di dusun Petang, Arungkeke, Jeneponto. Selasa, (25/05/2021). Foto. (Awing/ Jubir).

JENEPONTOPemerintah mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar Rp 549,5 triliun pada tahun 2020. Angka tersebut setarar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Anggaran pendidikan tahun 2021 akan difokuskan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kemampuan adaptasi teknologi, peningkatan produktivitas serta sarana pendidikan. 

Hal ini berbanding terbalik, dengan kondisi Sekolah Dasar (SD) INP 66 di Dusun Petang, Desa Arungkeke  Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto.

Sekolah yang terletak di pesisir pantai di daerah Jeneponto tersebut, kondisinya nyaris ambruk, kayu keropos, asbes berserakan. Sangat menghawatirkan sekali.

READ ALSO

Kepala Sekolah SD INP 66 Petang, Mustari, Spd mengatakan pihaknya sudah berulangkali selalu menyampaikan ke dinas terkait hal tersebut.

Namun hingga kini, kata Mustari. Belum ada sama sekali perbaikan. Bahkan kabar akan diperbaiki saja tidak ada, kata dia.

“Capek bang, dari tahun 2017 mungkin saya ngomong terus ke dinas maupun pejabat. Mereka bilang ya, nanti diperbaiki.. tapi kenyataannya cuma PHP saja,” keluh Mustari pada JURNALIS BICARA, Selasa (25/05/2021).

Bahkan yang lebih aneh, ada SD daerah lain yang masih kategori ruangan bagus bisa dipakai 2 atau 3 tahun lagi, kata Mustari. Tapi direhab oleh pemerintah atau Dinas Pendidikan.

“Ini, yang jadi pertanyaan banyak pihak, kok bisa begitu. Ada apa ya, kenapa tebang pilih,” kata Mustari.

Tampak plafon ruangan yang rusak, asbes pecah. Foto  Dok. (Awing/ Jubir). Selasa, (25/05/2021) **

Disinggung soal murid, Mustari mengaku ada sekitar 100 an murid. Untuk ukuran di kampung pesisir, sudah bagus karena di dominasi oleh anak nelayan.

Baca Juga :  Konsistensi Mahasiswa Papua Semarang, Terus Galang Dana Untuk Korban NTT

Namun persoalannya keselamatan murid, jangan sampai nanti ada kecelakaan, imbuhnya.

“Coba nanti kalau ambruk, ada murid yang celaka, siapa yang disalahkan,” kesal Mustari.

Untuk itu pihaknya berharap, pemerintah segera ada perbaikan demi keamanan dan keselamatan bersama. “Semoga, pemerintah lebih tahu dan malu akan hal ini,” tutup Mustari. (Awing/Yani). ***