Lemhanas RI Apresiasi Kurikulum Disdik Jabar, Diminta Jadi Contoh

APRESIASI: Lemhannas RI memberikan apresiasi kepada Disdik Jabar yang telah menerapkan materi wawasan kebangsaan. Hal ini diharapkan jadi contoh provinsi lain.

BANDUNG – Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Ba­rat (Jabar) mendapatkan apre­siasi dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Repu­blik Indonesia (RI) terkait materi pemahaman wawasan kebangsaan di lingkungan pendidikan Jabar. Menurut Lemhannas, program pema­haman wawasan kebangsaan itu layak ditiru seluruh pro­vinsi se-Indonesia.

Sekadar diketahui, Pemprov Jabar melalui Dinas Pendidi­kan (Disdik) Jabar telah me­nerapkan praktik pembumian Pancasila di sekolah, baik melalui kurikulum, program dan kegiatan. Praktik tersebut diterapkan melalui kurikulum Antiradikalisme-Terorisme dan kurikulum Antikorupsi untuk SMA, SMK dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supan­di, mengatakan, pembumian Pancasila pada pelajar akan terus ditekankan agar terwu­jud kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Kami juga menerapkan paham ini sampai tingkat SD dan SMP. Bahkan, di tingkat SD pola-pola membumikan Pancasila dibentuk dalam berbagai per­mainan yang sifatnya tradi­sional,” katanya.

Seperti diketahui, Indonesia akan memasuki generasi emas pada 2045. Dalam momen ini, peran siswa maupun siswi, khususnya pelajar SMA, SMK dan SLB, sangat dibutuhkan.

Meski demikian, Dedi tak me­nampik jika dalam praktik pembumian Pancasila pada era digitalisasi memiliki tan­tangan tersendiri.

Selain intoleransi, radika­lisme dan terorisme, sambung dia, tingkat kesopanan dalam berselancar di dunia maya juga perlu diperhatikan siswa dan siswi. Pasalnya, tingkat kesopanan netizen Indonesia saat ini telah menempati po­sisi paling rendah di Asia Pa­sifik.

”Banyak terjadi misin­formasi dan hoaks yang sulit dibendung. Tingkat kesopanan kita cenderung mulai terkikis,” ujar Dedi.

Oleh karena itu, lanjut dia, Disdik Jabar sudah menerap­kan kurikulum Pencegahan dan Penanggulangan Radika­lisme serta kurikulum Antiko­rupsi. Selain itu, Disdik Jabar juga membentuk sekolah-sekolah toleran dengan menga­jarkan siswa dan siswi agar mampu memilah berita hoaks. Penerapan yang dilakukan Disdik Jabar termasuk dengan menggulirkan program Tujuh Harkat.

Baca Juga :  Sekwan DPRD Jabar: Dewan Dipastikan Kawal Proses Tindak Lanjut LHP LKPD 2022

Tujuh Harkat dikemas dengan berbagai tema praktik yang setiap hari berbeda. Pada Se­nin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu diisi dengan praktik baik khas.

”Misalnya di hari Senin, kami membuat lebih kepada karakter wawasan kebangsaan. Selasa bela ne­gara, Rabu budaya lokal, Kamis cerita soal internasional jum­lah tentang agama dan ter­masuk bagaimana menghar­gai orang tua,” kata Dedi. (Red).*