Memaknai Idul Fitri, Ketum YPSN : “Refleksi Diri Menuju Fitrah dan Kemuliaan”

Ilustrasi gambar animasi idul Fitri. (Red)*

JURNALIS BICARA –  Jika kita melihat sedikit saja  fenomena dalam memaknai sebuah hari kebesaran umat muslim yakni Hari Raya, maka filosofinya tentu sebuah kemenangan. Namun demikian, harus berfikir obyektif bagaimana dapat terjadi dan mengapa perlu di rayakan.

Hari Raya Idul Fitri berkaitan dengan Perang Badar dan Hari Raya masyarakat Jahiliyah yang bertepatan dengan kemenangan kaum muslimin pada Perang Badar dan digelar pada tahun ke-2 Hijriah.

Kemenangan ini disambut dengan rasa syukur dan gembira atas keberhasilan perang dan puasa selama satu bulan penuh. Sebab itu pula, tradisi dan ibadah ini menjadi melekat bagi umat muslim.

Hal tersebut dikemukakan Ketua Umum Yayasan Pengabdian Santri Nusantara (YPSN), Kang Wahyu pada awak media. Selasa (09/04/2024).

Lanjut kang Wahyu, disebutkan dalam hadits bahwa Idul Fitri dirayakan setiap tahun dengan pengaruh budaya orang Persia kuno yakni perayaan pesta pora, menari, dan mabuk-mabukan selama dua hari.

” Kemudian, Rasulullah menyebarkan islam dengan jalan kebesaran Allah. Hingga akhirnya, Rasulullah mengganti hari raya jahiliyah menjadi lebih baik yang disebut dengan Idul Fitri dan Idul Adha,”  kata dia.

Dikatakannya, dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, Rasulullah bersabda:

” Kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR.Abu Dawud & an-Nasa’i).

Disebutkan, Idul Fitri menandakan berakhirnya waktu puasa Ramadhan dan diartikan sering diartikan juga sebagai hari kemenangan. Makna spiritual yang terdapat di dalamnya selain refleksi dan kegembiraan, Idul Fitri juga sebagai waktu untuk amal, yang dikenal sebagai Zakat al-Fitr.

Baca Juga :  Siswa SDN 6 Pemulutan Barat Manfaatkan Field Trip Dengan Belajar ke Museum Balaputra Dewa

” Idul Fitri dimaksudkan sebagai waktu sukacita dan penuh berkah bagi seluruh umat Muslim dan waktu untuk membagikan harta kekayaan seseorang kepada mereka yang tidak mampu agar turut berbahagia di hari raya,” pungkas Wahyu.