Cerita Seorang Pendatang dari Ceramah Shalat Tarawih di Masjid Agung Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi

Suasana Sholat Tarawih di Masjid Agung Palabuhanratu, Kab. Sukabumi. (Dok. Muri/Jubir)

JURNALIS BICARA – Bulan Ramadhan 1445 H memasuki malam ke 4, seperti biasa Shalat Taraweh selalu dilaksanakan oleh umat Muslim laki laki maupun perempuan yang tidak berhalangan secara berjamaah di Masjid yang mereka inginkan.

Kali ini ada kisah menarik ketika reporter jurnalisbicara bertemu dengan seorang Pria asal Bandung selepas melakukan sholat tarawih di Masjid Agung Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Kamis 14 Maret 2024.

Ridho Ansori (41) namanya, dua tahun lebih ia bekerja di perusahaan swasta di daerah Ibu Kota Kabupaten yang mempunyai luas daerah pemerintahan terbesar di Pulau Jawa.

Kami duduk di halaman kedai Kopi dekat dengan lapangan Alun Alun Palabuhanratu sambil mengobrol akrab untuk saling mengenal satu sama lain.

Tiba-tiba ia berucap sesuatu yang menarik. “saya merasa sangat beda di Bulan Ramadhan ini, Khususnya di malam Jum’at.”

Pada pelaksanaan Shalat tarawih kali ini, sesaat setelah para jamaah melakukan Shalat Sunah Ba’da Isya, Imam yang tadi memimpin Shalat Isya langsung berdiri di mimbar kayu tempat para pendakwah melakukan ceramah.

“Laki – laki paruh baya tersebut bertausyah tidak lebih dari lima menit. Namun, ada bagian dari isi ceramahnya sangat menggetarkan hati,” kata Ridho.

“Puasa adalah melatih kedisiplinan waktu, kita dilatih agar memaksimalkan waktu yang ada dengan hal yang berguna. Waktu tidak akan kembali lagi, tapi hari esok ditentukan oleh aktifitas hari ini,” kata Ridho yang mengulas esensi ceramah Imam meskipun tidak sama kata katanya.

Sambil menyeruput Kopi, ia pun melanjutkan kelegaannya atas apa yang ia dapat dari mendengarkan ceramah tadi.

Tadi saya terteguh ketika mendengar Imam berbicara, “Waktu itu bagaikan pedang, jika tidak bisa mengendalikannya maka pedang itu akan menyabet diri kita sendiri,” sambung Ridho dengan senyum yang menunjukan kebersyukurannya.

Baca Juga :  Berburu Baju Lebaran, Jangan Sampai Cemas Melanda

Ridho menutup obrolan di akhir pembicaraan kami dengan mengungkapkan pengalaman keadaannya, bahwa ia kadang kala merasa bingung dengan tujuan hidup yang akhirnya tidak tau apa yang harus diperbuat.

Tapi setelah hari ini, ia bertekad untuk selalu berbuat yang terbaik di setiap waktu yang ada.

“Banyak yang saya sia-sia kan selama ini, tapi mulai sekarang dan kedepannya, saya tidak boleh menyia-nyiakannya,” kata Ridho.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, waktu ini adalah saat yang tepat bagi manusia untuk berubah menjadi lebih baik. Karena Allah senantiasa memberikan kasih sayang nya kepada orang yang mau berubah ke arah yang lebih baik.***

(Muri)